Mengenal Tanaman Porang
Tanaman porang adalah tanaman umbi-umbian dan masuk dalam spesies Amorphophallus Muelleri Blume. Budidaya porang saat ini mulai banyak dilakukan oleh para petani di Indonesia khusunya di Sulawesi Selatan. Setiap tahunnya, kebutuhan ekspor porang mencapai 750 ton untuk memenuhi perusahaan-perusahaan besar dunia, seperti Jepang dan Cina. Usaha di bidang porang masih terbuka lebar sehingga berpotensi ekonomi karena cukup menjanjikan.
Porang atau iles biasanya tumbuh liar di hutan tropis dengan ketinggian rata-rata mencapai sekitar 1,5 meter. Untuk tumbuh, tanaman porang membutuhkan naungan sehingga dapat dibudidayakan sebagai tanaman sela pada hutan rakyat atau hutan tanaman . Tumbuh tunggal dengan warna/corak belang hijau putih pada batangnya. Salah satu manfaatnya adalah tanaman porang menjadi bahan alami pembuatan lem dan jelly oleh pabrik di luar negeri seperti Jepang.
Umbi porang mengandung zat glucomanan atau zat dalam bentuk gula kompleks dan serat larut yang berasal dari ekstrak akar tanaman. Diekspor ke luar negeri untuk kebutuhan bidang industri, kesehatan dan makanan. Porang bisa menjadi makanan alternatif selain nasi. Selain itu, umbi porang juga telah terbukti dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik, obat-obatan, dan bahan baku industri.
- Morfologi Tanaman Porang
Batang pada tanaman porang memiliki bentuk tegak, lunak, halus, berwarna hijau atau hitam dengan bercak putih. Satu batang tegak lurus, biasanya akan pecah jadi tiga batang sekunder dan menjadi beberapa tangkai daun. Perkembangan morfologinya berupa daun tunggal menjari dengan ditopang oleh satu tangkai daun yang bulat. Pada tangkai daun akan keluar beberapa umbi batang sesuai musim tumbuh. Helai daun dapat memanjang dengan ukuran 60-200 centimeter dengan tulang-tulang daun yang kecil terlihat jelas pada permukaan bawah daun. Panjang tangkai daun antara 40-180 sentimeter, dengan daun-daun yang lebih tua biasanya biasanya berada di pucuk. Tanaman berakar primer ini dapat tumbuh kurang lebih setinggi 1,5 meter tergantung. Ketinggian tanaman porang juga dipengaruhi oleh umur dan kesuburan tanah.
- Umbi Porang
Umbi porang terdiri atas dua macam, yaitu umbi batang yang berada di dalam tanah dan umbi katak (bulbil) yang terdapat pada setiap pangkal cabang atau tangkai daun.
Umbi yang banyak dimanfaatkan yakni umbi batang. Biasanya berwarna kuning kusam atau kuning kecokelatan. Bentuk umbi khas, yaitu bulat simetris dan di bagian tengah membentuk cekungan. Jika umbi dibelah, bagian dalam umbi berwarna kuning cerah dengan serat yang halus, karena itu sering disebut iles kuning.
- Syarat Teknis Budidaya Porang
a). Tiga hal yang perlu diperhatikan terlebih dulu sebelum mulai mencoba mengembangbiakkan tanaman porang, yaitu jenis dan kadar keasaman tanah, kondisi lingkungan, serta iklim. Tanaman porang akan tumbuh lebih baik bila diletakkan di tanah yang gembur dan tidak tergenang air. Selain itu dengan kadar keasaman tanah atau pH tanah berada di rentang 6-7. b). Tanaman porang membutuhkan tanaman lain untuk tumbuh, perlu perhatikan tingkat kerapatan tanaman yang menjadi inang atau tempat tanaman porang bernaung. Tingkat kerapatan naungan pohon porang ini harus minimalnya 40 persen. Jenis tanaman yang baik menaungi tanaman porang adalah mahoni, jati, dan sono. c). Tanaman porang akan lebih baik jika ditanam pada tanah dengan ketinggian 100-600 meter di atas permukaan laut.
- Teknik Membiakkan Porang
Perkembangbiakan porang bisa dilakukan dengan cara vegetatif maupun generatif. Namun secara umum, teknik perkembangbiakan budidaya porang dilakukan dengan tiga cara yaitu :
- Menggunakan umbi katak atau bulbil porang . Umbi katak atau bulbil porang berwarna cokelat kehitaman biasanya muncul pada tangkai dan pangkal daun. Saat panen anda bisa kumpulkan katak kemudian simpan sampai musim penghujan, lalu tanam katak itu pada tanah yang telah disiapkan.
- Menggunakan buah atau biji. Dalam kurun waktu 4 tahun porang akan berbunga, kemudian berubah menjadi buah atau biji. Satu tongkol buah atau umbi porang bisa menghasilkan 250 butir. Gunakan itu sebagai bibit, namun harus disemai terlebih dahulu
- Menggunakan umbi. Umbi porang yang berukuran kecil bisa diperoleh dari hasil pengurangan tanaman porang yang sudah rapat. Hasil pengurangan tanaman porang ini yang bisa dikumpulkan kemudian dimanfaatkan sebagai bibit. Sedangkan untuk umbi porang yang berukuran besar bisa dibelah dulu menjadi beberapa bagian. Setelah itu bagian itu bisa ditanam di lahan yang telah disiapkan.
- Persiapan Lahan untuk Budidaya Porang. Yang harus diperhatikan dalam budidaya porang adalah lahan. Lokasi lahan yang sangat baik untuk menanam porang yakni dibawah naungan pepohonan seperti mahoni, jati dan sebagainya. Menanam pohon di lahan terbuka juga bisa anda lakukan, asalkan diberi naungan paranet agar cahaya sinar matahari tidak terlalu berlebihan sehingga tanaman dapat beradaptasi dengan baik. Yang perlu dilakukan dalam menyiapkan lahan untuk porang yakni ;
1. Bersihkan dulu lahan yang akan dipakai dari gulma dan berbagai sisa tanaman.
2. Pemasangan ajir harus diberi jarak 1 m x 1 m untuk bibit umbi maupun katak.
3. Buat jalur dengan cangkul selebar 0,5 meter, untuk bibit porang yang menggunakan bintil atau katak tanam pada jalur yang sudah dicangkul. Sementara untuk bibit yang berasal dari umbi buat lubang dengan ukuran 20 x 20 x 20 cm - Cara Tanam Porang
Tanaman porang sangat baik bila ditanam pada musim hujan. Cara menanam porang adalah sebagai berikut :
a. Masukkan bibit porang yang telah disiapkan ke dalam lubang tanaman yang sudah disiapkan.
b. Berikan pupuk pupuk dasar sebelum umbi porang ditanam menggunakan pupuk bokashi/kompos 0,5 kg/lubang dicampur dengan top soil, sementara untuk bibit katak, gunakan pupuk bokashi/kompos dicampurkan dengan tanah sekitar ajir.
c. Perlu diperhatikan bahwa letak bakal tunas tanaman porang harus menghadap ke atas. Kemudian pada setiap lubang tanah yang telah disiapkan tersebut harus diisi 1 bibit porang dengan jarak tanam antara 1 x 1 meter. Setelah selesai tutup kembali lubang dengan tanah setebal 3 sentimeter. - Perawatan tanaman Porang
Langkah selanjutnya adalah perawatan tanaman porang. Anda bisa melakukan pemupukan satu tahun sekali saat masuk musim hujan dengan pupuk urea 10 gram dan 5 gram SP 36.
(Narasi : Repelita Kallo, Srisamita Dahlan Editor: J. Halifah)