Budidaya Talas Jepang (Satoimo)

KATA PENGANTAR

Dr. Ir. Fery Fahrudin Munier, MSc. IPU

BBP2TP dan Manajemen Informatika (INF), Sekolah Vokasi IPB sejak tahun 2018 telah melaksanakan kerjasama untuk mengawal pendampingan mahasiswa dalam melaksanakan project based learning, berupa produk komunikasi dan informasi digital dalam bidang pertanian. Untuk tahun 2021, kebutuhan pendampingan penyusunan output e-book oleh mahasiswa angkatan 57, yang berjumlah 107 orang, sesuai kebutuhan konten dari pihak BBP2TP, dalam hal ini melalui pendampingan Tim Peneliti / Penyuluh lingkup BBP2TP.

E-book ini sebagai bahan literasi para pengguna informasi, guna mendukung proses diseminasi dan penyebaran inovasi teknologi pertanian melalui pendekatan digital, yang diharapkan penyebarannya dapat lebih massif untuk kemanfaatan yang lebih luas. Karya ini disusun bersama oleh BBP2TP, BPTP Balitbangtan Kementan dan INF Sekolah Vokasi IPB. Apresiasi disampaikan kepada para pembimbing, Kepala BPTP terkait serta civitas INF Sekolah Vokasi IPB atas upaya win-win collaboration ini, guna mewujudkan merdeka belajar melalui pendekatan digital. Semoga kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara berkelanjutan di tahun mendatang.

Bogor, Mei 2021


Kepala BBP2TP
Dr. Ir. Fery Fahrudin Munier, MSc. IPU

KATA SAMBUTAN

Dr. Ir. Arief Daryanto DipAgEc, MEc.

Assalamualaikum wr wb,
Merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Program Studi Manajemen Informatika (Prodi INF) Sekolah Vokasi IPB (SV-IPB) untuk dapat bekerjasama dengan BBP2TP dalam penerbitan 36 judul e-book digital karya tulisan & infografis mengenai teknologi inovatif pertanian.

Prodi INF merupakan salah satu dari 17 program studi yang kami tawarkan di SV-IPB. Hasil karya e-book ini merupakan bagian dari proses pembelajaran mahasiswa Prodi INF angkatan 57 yang berjumlah 107 mahasiswa pada mata kuliah Aplikasi Desain Grafis yang tetap produktif walaupun di masa pandemi. SV-IPB menerapkan metode pembelajaran yang bersifat “project-based learning” atau “program-based learning” yang merupakan ciri khas Pendidikan Tinggi Vokasi (PTV). Pembelajaran di PTV berbeda dengan pendidikan akademik dimana pendidikan di PTV lebih bercorak pada pembelajaran yang bersifat “hands on” atau “experiential learning”. Kurikulum di PTV didisain sesuai dengan perkembangan kebutuhan IDUKA (industri, dunia usaha dan dunia kerja).

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada Kepala BBP2TP dan Kepala BPTP Balitbangtan Kementan, Tim Peneliti/Penyuluh lingkup BBP2TP serta dosen dan asisten dosen mata kuliah atas dukungan, pendampingan serta kontribusinya sehingga e-book digital teknologi inovatif pertanian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pembacanya terutama dalam memajukan pertanian Indonesia agar lebih berdaya saing, inovatif, produtif dan inklusif.


Wassalamu’alaikum wr wb.

Bogor, Mei 2021
Dekan Sekolah Vokasi IPB
Dr. Ir. Arief Daryanto DipAgEc, MEc.

Talas JEPANG

Apa itu ?

Budidaya Talas Jepang (Satoimo)


Talas Jepang (Colocasia esculenta var antiquorum) atau yang dikenal sebagai Talas Satoimo merupakan komoditas pangan alternatif yang mulai populer dikembangkan di Indonesia karena memiliki nilai dan prospek ekonomi yang cukup bagus, khususnya sebagai bahan pangan ekspor ke Negara Jepang. Bahan pangan ini sudah menjadi salah satu bahan pangan utama bagi sebagian besar penduduk Jepang sebagai pengganti beras dan kentang. Talas Jepang harus dikonsumsi dalam kondisi matang, karena pada kondisi mentah Talas ini mengandung racun, sehingga pada saat mengupas dan mencucinya juga disarankan menggunakan sarung tangan karena mengandung zat kalsium oksalat yang menyebabkan rasa gatal dan memicu iritasi. Talas Jepang selain dapat diolah menjadi Frozen talas (talas beku), direbus sebagai bahan dasar membuat Sup, dibakar maupun digoreng, dapat pula diolah menjadi tepung. Tepung talas Jepang digunakan sebagai bahan dasar
pangan olahan seperti kue tart, kue kering, pie atau makanan ringan lainnya. Salah satu kelebihan dari Talas Satoimo yakni bentuknya bulat kecil, setelah direbus dengan sekali pencet kulitnya mudah terkelupas dan dapat langsung dimakan.

Makanan ringan Taro Snack atau pie Genji Taro,
merupakan contoh dari pangan olahan yang
berbahan dasar Talas Jepang Satoimo.

Manfaat
dan Nilai Ekonomi


Apa saja?

  1. Talas Jepang digolongkan sebagai Functional Food  (Pangan Fungsional). Tinggi protein dan kalori serta rendah karbohidrat sehingga umbi talas baik untuk kesehatan. Kandungan kalium tinggi yang berguna bagi penderita
    hipertensi dan kolesterol.
  2. Talas Jepang banyak digunakan oleh industri kosmetik karena mengandung Asam Amino jenis Collagen yg bermanfaat sebagai anti Aging (anti penuaan dini) serta memberi efek menghaluskan kulit. Mengandung Hyaluronic Acid (HA)
    atau Asam Hialuronat yang berperan penting bagi kesehatan sendi dan tulang.
  3. Menghindari kegemukan dan dapat meningkatkan stamina/vitalitas.
  4. Jepang merupakan negara yang membutuhkan talas jepang (Satoimo) cukup besar, karena merupakan salah satu makanan alternatif yang dibutuhkan penduduk.

Budidaya Tanaman Talas Jepang

Dalam budidaya talas jepang terdapat beberapa syarat tumbuh yang harus diperhatikan yaitu :

Iklim

  • Dataran rendah sampai dataran tinggi
  • Suhu optimal 25-30 C (untuk bibit terbuka) 50-75% bibit butuh naungan
  • Kelembapan udara sedang-tinggi
  • Curah hujan minimal 150mm/bulan dan maksimal 300 mm/bulan. Kalau curah hujan kurang dibutuhkan penyiraman kecuali pada saat panen agar tanah tidak
    lengket. Curah hujan melebihi 300 akan mudah terserang penyakit.

Tanah

  • Berbagai jenis tanah cocok, yang utama gembur
  • Kelembaban tinggi, namun drainase (pembuangan massa air) baik
  • Bahan organik (humus) tinggi
  • pH 5,6 - 6,5 (agak masam)

Kriteria Lokasi

  • Kemiringan lereng (<8%, mudah dioperasikan traktor)
  • Penyinaran matahari (minimal 70% kondisi terbuka)
  • Tidak terkena banjir selama musim tanam atau 5 bulan.
  • Dekat dengan sumber air
  • Kedalaman solum/tanah minimal 50 cm
  • Dekat dengan sumber kompos/pupuk kandang
  • Akses jalan yang mudah dijangkau kendaraan roda empat

Cara Budidaya Talas JEPANG

Bagaimana caranya?

Penyiapan Bibit

Bibit Satoimo berupa umbi sebaiknya diambil dari tanaman yang sudah berumur tua yaitu lebih dari 6 bulan agar tingkat kegagalan semai sedikit. Bibit yang digunakan berupa umbi yang telah lewat masa dormansi (masa di mana mata tunas mulai tumbuh) dengan ukuran berkisar 20-50 gram/umbi atau bibit polybag hasil kultur jaringan tinggi sekitar 10-15 cm.

Penyemaian bibit dapat dilakukan di tanah atau di dalam polybag. Sebelum bibit disemai pastikan benih bersih dari tanah serta telah direndam dengan fungisida dan bakterisida sekitar 5 menit.

Umbi dideder/disemaikan di sekitar lokasi tempat penanaman. Agar akar tidak terputus pada saat menyemai bibit, sebaiknya mengunakan sekam padi atau serbuk gergaji yang dicampur dengan tanah 1 : 1 sebagai media pesemaian. Selain cara tersebut dapat juga dilakukan dengan cara menyemai hingga tumbuh tunas setinggi 3-4 cm lalu dipindahkan ke lahan.

Jika melakukan pesemaian di polybag sebaiknya gunakan pupuk daun seminggu sekali sejak tanaman berusia 1 bulan hingga tanaman berumur 2 bulan.

Persiapan Lahan

Tanah diolah dengan traktor/ dicangkul sampai gembur dengan kedalaman sekitar 30 cm. Sebelumnya, dilakukan pembersihan gulma. Bila perlu dapat menggunakan herbisida yang aman.

Di daerah yang curah hujannya tinggi dan tanah yang miring, sebaiknya dibuat guludan/tumpukan tanah dan saluran air. Untuk tanam 1 jalur (baris tunggal), tinggi guludan 15 cm dan panjang sesuai lahan.

Siapkan lubang tanam dengan diameter 25 cm dan kedalaman 20 cm. Masukkan pupuk kompos 1 kg/lubang tanam (untuk tanah kurang subur). Untuk mengatasi hama dianjurkan menggunakan pestisida organik yang dicampur merata dengan kompos. Sebelum ditanami, sebaiknya lahan diairi terlebih dahulu.

Penanaman

Jarak tanam yang digunakan adalah 80 - 100 cm x 50 cm untuk tanam 1 jalur/baris tunggal agar populasi tanaman menjadi 20.000 pohon/ha atau membuat bedengan dengan lebar 120 cm dan tinggi 20 cm dengan jarak tanam 60 cm x 50 cm (untuk 2 jalur/baris ganda).

Pengairan / Penyiraman

Kelembaban tanah dipertahankan hingga 60%, pengairan dibutuhkan bila curah hujan tidak mencukupi. Metode pengairan dapat diaplikasikan dengan irigasi permukaan melalui saluran atau parit antara guludan/bedengan, selain itu bisa juga dengan irigasi tetes atau sprinkler.

Pemupukan

Pupuk dasar diberikan sebelum ditanam. Untuk setiap lubang terdiri dari Kompos 1 kg (kurang lebih dua kali dua genggam tangan orang dewasa) dan NPK 20 gram (satu sendok makan penuh). Kompos dan pupuk NPK ini dicampurkan secara merata di dalam lubang tanam berukuran kurang lebih diameter 25 - 30 cm dan kedalaman 20 cm.

Perawatan Tanaman

Pemupukan Susulan Pertama dengan Pembumbunan Pertama

Setelah tanaman talas berumur satu bulan setelah ditanam (berdaun 3-4 helai) lakukan pemupukan susulan pertama dan pembumbunan pertama (kegiatan untuk memperkuat berdirinya batang dan perakaran tanaman). Karena mulai dari masa ini anakan yang muncul dari bonggol akan mulai tumbuh dan tambah gemuk.

Prosedur : Berikan pupuk NPK 1 sendok makan penuh di bawah ujung daun. Kemudian lanjutkan dengan membumbun tanah setebal 5 cm di atas pupuk NPK yang sudah diaplikasikan.

Pemupukan Susulan Kedua dengan Pembumbunan Kedua

Setelah talas berumur dua setengah bulan dilakukan pemupukan susulan kedua dengan pembumbunan kedua. Karena mulai dari masa ini umbi cucu yang muncul dari anakan akan mulai tumbuh dan bertambah besar.

Prosedur : Berikan pupuk NPK 1 sendok makan penuh di bawah ujung daun. Kemudian membumbun tanah setebal 10 cm di atas pupuk NPK yang sudah diaplikasikan tadi.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan secara manual (dicabut/dipotong). Jangan menggunakan herbisida (racun rumput) dalam kegiatan penyiangan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

1. Ulat Spodoptera litura (ulat grayak)

Tanaman talas yang terkena ulat ini pada bagian daunnya akan kehilangan lapisan epidermisnya sehingga daun tanaman talas tersebut menjadi transparan dan kering . Untuk pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida pada tanaman yang mengalami kerusakan sampai 50% akan lebih efektif lagi jika ulat masih berukuran kecil.

2. Ulat Heppotion calerino

Jenis hama ini memiliki ukuran sangat besar dan sangat rakus. Hama jenis ini memakan keseluruhan dari helai daun talas. Untuk pengendalian hama ini dengan memusnahkan ulat tersebut. Pemusnahan dapat dilanjutkan pada masa setelah panen talas dengan cara melakukan pembajakan lahan, hal ini bertujuan agar kepompong yang berada didalam tanah juga dapat dimusnahkan.

3. Serangga Agrius convolvuli

Jika serangga ini menyerang tanaman talas, maka kondisi tanaman talas akan terlihat menjadi gundul. Sebab serangga ini memakan daun sampai hingga tangkainnya. Dapat dikendalikan secara fisik dengan cara mengambil ulat tersebut dan melakukan pembajakan tanah karena kepompong ulat berada di dalam tanah. Bisa juga dengan insektisida.

4. Aphis gossypii

Merusak tanaman talas dengan cara menghisap cairan yang berada di daun. Aphis dapat mengeluarkan cairan madu yang juga menarik semut. Tanaman yang terserang Aphis memiliki daun yang kering dan sedikit keriting.

5. Penyakit Hawar Daun (Phytoptora colocasiae)

Gejala penyakit ini ditandai dengan adanya bercak berwarna kehitaman, bercak tersebut bisa membesar dan menjadi hawar. Bagian daun yang telah terserang oleh penyakit ini selanjutnya akan berubah menjadi kering. Dapat dikendalikan dengan pembakaran daun yang terinfeksi dan menghilangkan sisa tanaman setelah panen merupakan cara efektif, dan juga bisa dilakukan secara kimiawi dengan pestisida yang diizinkan.

6. Serangga Bemisia tabaci

Serangga ini sama halnya dengan serangga tarophagus, serangga ini dapat merusak tanaman talas dengan cara menghisap cairan daun. Nimfa dan serangga dewasa berada di permukaan daun dan menghisap cairan daun. Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida yang diizinkan.

7. Serangga Wereng Talas (Tarophagus proserpina)

Gejala yang ditimbulkan oleh serangga ini dapat membuat daun berubah menjadi coklat, karena nimfa dan serangga dewasa menghisap cairan pelepah daun talas sehingga daun menjadi klorosis kecoklatan. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan sejenis pemangsa yaitu Cyrtorthinus pulus dan jenis serangga lainnya.

8. Erwinia carotovora

Penyakit ini adalah busuk batang dan umbi. Jika terkena penyakit ini, tanamannya agak berbau. Untuk penyakit ini belum ada solusi sebagai pencegahan. Sebelum tambah banyak, cabut tanaman yang sudah terkena dan bakar.

9. Virus Mosaic

Penyebabnya adalah virus. Tanaman yang terkena penyakit ini nanti akan sembuh sendiri. Jadi tidak perlu khawatir dengan penyakit ini.

10. Jamur Coklat (Cladsporium)

Penyakit ini biasanya muncul pada waktu musim kemarau kecuali jika pertumbuhannya bagus, tidak ada masalah.

Panen

Panen dilakukan jika daunnya mulai layu atau berwarna kuning (umur tanaman sekitar 4,5 sampai 5 bulan) dengan ciri-ciri daun sudah mulai menguning dan mengecil. Talas jepang (satoimo) untuk tujuan konsumsi dapat dipanen pada umur 4,5 – 5 bulan sedangkan untuk perbanyakan bibit harus dipanen pada umur 6 bulan. Panen dilakukan dengan cara menggali dan mencabut tanaman. Umbi dilepas satu-persatu kemudian dibersihkan dari tanah dan akar-akar yang muncul dari umbi.

Pasca Panen

Umbi yang sudah dipanen, disortir (dipilah) untuk memilih umbi dan mengelompokkan umbi yang berwarna bersih atau sesuai dengan pengelompokan bobot umbi, dan dimasukkan dalam karung agar tidak mudah berjamur. Maksimal 2 hari setelah panen, talas sudah harus dikirim ke tempat pengolahan (pabrik) agar kesegaran talas tetap terjaga.

Selama pengangkutan, posisi karung diletakkan berdiri maksimal dua susun dan diusahakan ada celah antara karung agar sirkulasi udara lancar sehingga terhindar dari jamur (penyebab talas busuk).

DAFTAR PUSTAKA

Adyuta, CK. 2014. Anatomi Talas Gendruk (Colocasia esculenta (L.) Schott) dan Talas Safira (Colocasia esculenta (L.) Schott var. Antiquorum) dan Analisis Kandungan Gizi Tepung Talas. Skripsi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Ai, NS. dan Y. Banyo. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman. J Ilmiah Sains. 11(2):166-172.

Aldrian, E., Budiman, dan M. Karmini. 2011. Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia. Diktat. Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara Kedeputian Bidang Klimatologi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Jakarta.

Anonim. 2015. Talas-jepang-satoimo-komoditi-pangan-bernilai-ekspor https://www.kompasiana.com/masfathan66/567a33e962afbd2e07d37752/. Diakses Tanggal 2 Januari 2019

Azahari, DH. 2008. Membangun Kemandirian Pangan dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan Nasional. J. Analisis Kebijakan Pertanian. 6(2):174–195.

Moorthy dan Pillai, 1996. Analisis Pertumbuhan Tanaman Talas, sebagai sumber karbohidrat dan berpotensi sebagai formulasi kosmetik. 

Rukmana, Rahmat 1998. Macam-macam Jenis Tanaman Talas di Indonesia, Talas Bogor (Colocasia esculenta), Talas Padang (Colocasia gigantea hook, f) dan Talas Belitung (Xanthosoma sagitifolium). Hal 79-96.

Tanaka San, 2019. Budidaya Talas Satoimo. Dinas Pertanian Propinsi Sulawesi Selatan

Sumber foto : https://pixabay.com/id/photos/taro-root-umbi-keladi-roottropis-2825925/

https://pixabay.com/images/id-998570/

https://pixabay.com/id/photos/kupu-kupu-ulat-winch-hawkngengat-55328/

https://unsplash.com/photos/cBchqK-rlhQ

 

Penanggung Jawab:

Amata Fami, S.Ds., M.Ds.
Dr. Sigid Handoko, SP. MSi (Koordinator KSPHP BBP2TP)
Dr.Ir.Abdul Wahid, MP (Kepala BPTP Sulawesi Selatan)

Tim Penyusun:

Repelita Kallo, STP., MSi
Arifuddin Paulangi, SP
Sri Sasmita Dahlan, SP., MSi
Abigael R.Tondok, STP., MSi
Muh.Amin, SP
Andi Satna, SP
Ir.Kartika Fauziah, MP
Pembimbing:
Elya Nurwullan, SP.MSi
Ayu Vadia Putri

Tim Desain :

Fatin Nabilah Umar
Deny Nurkhaedi Ramadhani
Eni Ermawati

E-book disusun atas Kerjasama BBP2TP Balitbangtan dan Manajemen Informatika Sekolah Vokasi IPB

Diterbitkan oleh:

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP)
Jl. Tentara Pelajar 10 Bogor 16114
Telp. +0251-8351277
Fax: 0251 - 8350928, 8322933
This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
https://bbp2tp.litbang.pertanian.go.id

 

Sumber leaflet 2021 : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) Jl. Tentara Pelajar 10 Bogor 16114 Telp. +0251-835127 Fax: 0251 - 8350928, 8322933 This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. https://bbp2tp.litbang.pertanian.go.id