Cara Pembuatan Kompos Organik Kotoran Sapi
Pendahuluan
Kompos organik berasal dari kotoran sapi yang telah mengalami proses dekomposisi atau pelapukan, dicirikan oleh warna yang sudah berbeda dengan warna bahan pembentuknya, tidak berbau, kadar air rendah dan suhu lebih rendah dari kotoran segar. Kompos berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah karena dapat memperbaiki tekstur dan struktur tanah.
Produksi dan Kandungan Kompos Organik
Seekor sapi mampu menghasilkan kotoran padat dan cair sebanyak 4 kg per hari. Kotoran yang baru dihasilkan sapi tidak dapt langsung digunakan sebagai pupuk tanaman, tetapi harus mengalami proses pengomposan terlebih dahulu.
Beberapa alasan mengapa kotoran sapi perlu dikomposkan sebelum dimanfaatkan sebagai pupuk organik tanaman antara lain adalah : 1). Proses penguraian bahan segar dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. 2) penguraian bahan segar hanya sedikit sekali memasok humus dan unsur hara ke dalam tanah, 3). Struktur bahan organik segar sangat kasar dan daya ikatnya terhadap air kecil, 4). Kotoran sapi tidak selalu tersedia pada saat diperlukan oleh karena itu pembuatan kompos merupakan cara penyimpanan bahan organik sebelum digunakan sebagai pupuk.
Hasil analisis laboratorium Loka Penelitian Sapi Potong dan BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Jawa Timur terhadap kompos organik produksi Loka Penelitian Sapi Potong, datanya pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil Analisis Kompos Organik
No | Parameter | Nilai |
1 | pH | 6,68 |
2 | Kadar Air (%) | 24,20 |
3 | Nitrogen (%) | 1,00 |
4 | C. Organik (%) | 7,06 |
5 | C/N ratio (%) | 8,16 |
6 | Phospor (%) | 5,19 |
7 | Kalium (%) | 7,26 |
Manfaat Kompos
Manfaat kompos organik di antaranya adalah 1) memperbaiki struktur tanah; 2) menambah daya ikat tanah terhadap air dan unsur-unsur hara tanah, 3) memperbaiki aerasi tanah atau tata udara dalam tanah; 4) mengandung unsur hara yang lengkap, walaupun jumlahnya sedikit (jumlah hara ini tergantung dari bahan pembuatan pupuk organik); 5) membantu proses pelapukkan bahan mineral; 6) sebagai sumber bahan makanan bagi mikrobia; serta 7) menurunkan aktivitas mikro organisme yang merugikan.
Pembuatan Kompos organik
1. Bahan dan peralatan
- Kotoran sapi yang bercampur dengan urine (berasal dari kandang kelompok)
- Sekam atau "gerajen" (limbah gergajian kayu).
- Kapur bubuk
- Skop dan saringan
- Karung plastik
- Timbangan
2. Proses pembuatan
- Pemanenan kompos. - Dilakukan setelah ketebalan kotoran sapi dan urine di dalam kandang kelompok mencapai 25-30 cm. - Pemanenan dilaksanakan sesuai dengan tujuan jeni skompos organik, yaitu kompos curah, kompos blok, kompos butiran dan bokhasi
- Cara pembuatan kompos curah. Kotoran yang dipanen dari kandang diangin-anginkan di tempat teduh selama ± 2 bulan, lalu kotoran sapi dihancurkan dan diayak dengan ukuran lubang 0,5 x 0,5 cm, kemudian dikemas dalam karung atau plastik.
- Cara pembuatan kompos blok. Kotoran yang baru dipanen (kondisi masih basah), dicetak menggunakan alat pres manual sederhana atau dengan menggunakan mesin pres batako, dengan ukuran P = 20 x 10 x 6 cm.
- Cara pembuatan kompos butiran. Bahan dan alat 1. Kompos curah, 2. Tepung tapioka 3 - 5% dari berat kering kompos, 3. Air 8-10% dari berat kering kompos, 4. Zat pewarna, 5. Mesin butiran. Cara kerja : 1. Tepung tapioka yang telah dicampur dengan pewarna, ditaburkan pada mesin butiran. 2. Kompos curah yang dihaluskan ditempatkan di atas lapisan tepung tapioka. 3. Air disemprotkan melalui saluran yang ada pada mesin butiran. 4. Mesin dihidupkan dengan gerakan memutar sehingga akan terbentuk bulatan-bulatan butiran. 5. Dikemas dalam plastik
- Proses pembuatan bokhasi. Bahan. 1. Kotoran sapi yang telah ditiriskan, 2. Sekam (10% dari bobot kotoran sapi), 3. Abu sekam (10% dari bobot kotoran sapi), 4. Dedak padi (5% dari bobot kotoran sapi), 5. Tetes + Air (2: 1000) atau 1 liter air + 2 cc tetes atau 1 liter air + 6 sendok makan gula pasir. Cara membuat : 1. Campur kotoran sapi + sekam + abu sekam + dedak padi sesuai takaran, kemudian diaduk hingga merata. 2. Tuang campuran tetes dan air ke dalam campuran No. 1. dan diaduk hingga merata sampai membentuk adonan dengan kadar air ± 40%. 3. Ditutup dengan karung goni atau tikar. Dalam kondisi anerob fermentasi akan berlangsung cepat sehingga suhu bokhasi meningkat 35-40 oC. Bila suhu mencapai 50 oC, maka bokhasi dilakukan pembalikan agar suhunya menurun. Lama fermentasi antara 4-5 hari dan bokhasi dianggap jadi.

Cara Penggunaan
Kompos organik dapat digunakan untuk tanaman padi, palawija dan hortikultura. Cara pemberiannya ditebarkan secara merata di permukaan tanah dengan dosisi sesuai jenis tanaman; untuk pemupukan individu seperti tanaman dalam pot (jeruk, mangga, bunga, dsb), kompos disebarkan dibawah kanopi terluar tanaman; untuk hamparan tanaman padi dan tanaman palawija diberikan 10 ton/ha setiap 6 bulan: untuk tanaman bawang merah 20 ton /ha; untuk tanaman semangka 2 kg/bedengan. Pemakaian pupuk kompos organik berdasarkan umur tanaman adalah 500 g/tanaman pada umur 1-3 bulan, 1000 g/tanaman pada umur tanaman 4-9 bulan.
Analisis Pembuatan Kompos Organik
Analisis biaya pembuatan kompos organik yang dilakukan di kandang percobaan Loka Penelitian Sapi Potong, tertera pada tabel 2.
Tabel 2. Analisis biaya pembuatan per kg kompos.
Jenis Kompos | Harga | Biaya | |
1 |
Kompos Curah |
|
|
kotoran sapi | 100 | 100 | |
kemasan plastik | 50 | 50 | |
biaya operasional | 50 | 50 | |
Jumlah biaya/kg | 200 | ||
2 | Kompos Blok | ||
Kotoran sapi | 100 | 100 | |
kemasan plastik | 50 | 50 | |
biaya operasional | 100 | 100 | |
Jumlah biaya/kg | 250 | ||
3 | Kompos butiran | ||
Kotoran sapi | 100 | 100 | |
bahan yang lain | 250 | 250 | |
kemasan plastik | 100 | 100 | |
Jumlah biaya/kg | 450 | ||
4 | Bokhasi | ||
Kotoran sapi | 100 | 100 | |
bahan yang lain | 1000 | 1000 | |
kemasan plastik | 100 | 100 | |
Jumlah biaya/kg | 120 | 1200 |
Alur Proses pembuatan kompos organik
Sumber leaflet 2009: Loka Penelitian Sapi Potong. Jl. Pahlawan Grati, Pasuruan. Kd pos 67184 Jawa TImur. Tlp (0343) 481131 Fax. (0343) 481132