Wereng Batang Coklat
Wereng Batang Coklat (WBC) termasuk hama utama pada tanaman padi karena kerusakan yang diakibatkannya cukup luas dan hampir terjadi pada setiap musim tanam, bahkan dapat mengakibatkan puso.
Akibat serangan hama ini tanaman padi menjadi kuning dan kering dengan cepat (berwarna coklat seperti terbakar). Selain itu hama ini dapat menularkan penyakit penyakit virus kerdil rumput dan kerdil hampa.
Hama ini mudah menyebar karena perkembangbiakannya yang tinggi, adanya penggunaan varietas padi yang peka dan pola tanam yang tidak teratur, serta penggunaan insektisida yang tidak bijaksana, menyebabkan wereng dapat menjadi kebal terhadap insektisida dan terbunuhnya musuh alami.
Mengingat besarnya kerugian yang bisa ditimbulkannya, maka perlu pemahaman yang konferensif terhadap hama ini yang mencakup biologi, ekologi dan teknis pengendaliannya.
KERUSAKAN TANAMAN OLEH WBC
Hama WBC mengisap cairan tanaman padi, sehingga tanaman menjadi kering,w arna daun dan batang tanaman berubah menjadi kuning, kemudian berwarna coklat jerami, dan akhirnya seluruh tanaman mengering (hopperburn), seperti tersiram air panas.
WBC juga dapat menularkan penyakit virus kerdil rumput dan kerdil hampa.
- Kerdil rumput: tanaman menjadi kerdil, beranak banyak, daun menjadi pendek, dan tidak bermalai.
- Kerdil hampa: tanaman menjadi kerdil, daunnya terpuntir dan pendek, kaku sobek-sobek, terdapat puru, anakan bercabang.
KARAKTERISTIK WBC
WBC berukuran kecil, nimfa yang baru menetas berukuran < 1 mm dan dewasa ± 3 mm. Hidup dan menghisap cairan tanaman di bagian pangkal batang/pelepah tanaman. Apabila populasi tinggi, WBC sampai di daun terutama dewasa bersayap panjang. Nimfa kecil berwarna putih dan semakin tua berubah menjadi kekuning-kuningan, coklat muda akhirnya menjadi coklat/coklat tua.
Perkembang-biakan WBC sangat cepat, bertelur banyak 100-600 butir, siklus hidupnya pendek ±28 hari, dan mempunyai daya sebar yang cepat. Pada varietas padi yang peka dengan lingkungan optimum dalam satu musim tanaman dapat berkembang mencapai 2.000 kali.
WBC mampu beradaptasi terhadap pergantian varietas tahan, dengan membentuk biotipe ataupun koloni baru yan glebih ganas. WBC dewasa mempunyai dua bentuk sayap, yaitu dewasa sayap panjang (makroptera), dan dewasa sayap pendek (brakhiptera).
Bentuk makroptera merupakan indikator populasi pendatang dan migrasi , sedangkan brakhiptera merupakan populasi penetap yang biasanyamenhasilkan keturunan yang menyebabkan kerusakan tanaman.
Populasi WBC dapat meningkat lebih tinggi dengan aplikasi insektisida yang tidak bijaksana (tidak memenuhi kaidah 6 tepat) karena dapat mengakibatkan hama menjadi kebal dan populasi hama menjadi berkembang lebih cepat.
PENGENDALIAN WBC
- Tanaman padi secara serempak dalam area yang luas, tidak dibatasi oleh batas administrasi.
- Gunakan varietas unggul yang mempunyai ketahanan terhadap biotipe wereng yang ada di lapangan. Saat ini telah berkembang wereng coklat biotipe 3 dan di beberapa tempat telah ada biotipe 4.
- Pasang lampu perangkap (light Traps) untuk mengetahui kehadiran wereng imigran dan dapat menangkap wereng dalam jumlah besar.
- Penetapan waktu persemaian. Persemaian dilakukan pada saat sanitasi lingkungan sudah tidak ada sisa singgang dari tanaman sebelumnya. Persemaian hendaknya dilakukan pada 15 hari setelah puncak imigran sesuai pengamatan dengan lampu perangkap.
- Rutinitas monitoring populasi WBC di lapangan 1 minggu sekali sejak persemain.
- Tindakan pengendalian dengan pestisida berdasarkan ambang kendali. Ambang kendali WBC adalah rata-rata 3-5 ekor per rumpun untuk umur tanaman padi kurang dari 40 hst, atau rata-rata 8-10 ekor per rumpun untuk tanaman padi lebih dari 40 hst.
- Penggunaan insektisida tepat jenis dan tepat dosis, berbahan aktif pymetrozine, dinotefuran, imidaklorid, fipronil, dan theametoxam.
PELESTARIAN MUSUH ALAMAI
Di alam sudah tersedia musuh alami yang dapat menekan populasi hama WBC secara alami. Untuk keberadaan musuh alami ini perlu dilestarikan.
Musuh alami yang diketahui efektif untuk menekan perkambangan populasi WBC antara lain predator jenis laba-laba, kumbang Coccinelid sp, Ophionea sp, dan Paederus sp, kepik Cyrtothinus sp, predator yang hidup di air, parasitoid telur seperti Anagrus sp, Oligosita sp, dan Gonatocerus sp, parasitoid nimfa dan dewasa antara lain Elenchus dan Pseudogonatopus sp, serta cendawan/jamur patogen serangga antara lain Beauveria, Hirsutella, dan Metarhizium.
Sumber : BBP2TP, Badan Litbang Pertanian, 2017. Diperbanyak : BPTP Sulawesi Selatan 2019