Budidaya Cabai Menggunakan Pot/polybag
Pendahuluan
Cabai merupakan salah satu tanaman hortikultura yang dapat tumbuh baik mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Cabai dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu cabai besar atau cabai merah (Capsium annum) dan cabai kecil atau rawit (Capsium frutescens). Pengembangan cabai merah di Kalimantan Barat memiliki tantangan dan peluang. Dari segi sumberdaya lahan, kondisi agroekosistem di Kalimantan Barat telah memenuhi syarat pertumbuhan cabai merah. Namun di sisi lain, kondisi tanah dan iklim juga sangat mendukung perkembangan penyakit pada tanaman cabai merah yang dapat menjadi faktor pembatas produksi.
Perlakuan benih
Sebelum benih disemai dilakukan perlakuan dengan cara merendam benih dengan fungisida berbahan aktif Propamokarb hidroklorida dengan dosis 1-2 cc/liter air selama 1 jam atau menggunakan air hangat kuku (40-50oC) selama 1 jam. Setelah itu benih ditiriskan.

Media semai dan media tanam
Media semai dan media tanam merupakan campuran tanah, pupuk kandang yang sudah matang, dan abu bakar dengan perbandingan 1:1:1.
media semai disterilkan terlebih dahulu dengan tujuan untuk menekan patogen. Sterilisasi dengan cara mengukus media tanam selama 6 jam. Setelah itu didinginkan, lalu dimasukkan kedalam baki persemaian atau polybag tanam. Benih disemai satu persatu dalam bak semai yang sudah diisi media semai dengan cara diayak.
Kemudian persemaian ditutup dengan mulsa plastik hitam, karung goni atau daun pisang dengan tujuan untuk mempertahankan kelembabannya. Benih yang disemai akan tumbuh setelah umur 5-7 hari setelah semai. Tutup persemaian dibuka dibiarkan beberapa hari. Sebelum bibit ditanam, media semai di di dalampolibag disisram air hingga jenuh. Penanaman dilakukan setelah bibit berumur 20-30 hari setelah semai atau setelah bibit berdaun 4-5 helai. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari agar bibit mampu beradaptasi pada malam hari.

Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan, dan pengendalian OPT (Organisme Penggangu Tumbuhan). Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, satu hari sekali atau melihat kondisi tanaman. Pengendalian OPT sebaiknya dilakukan secara mekanik, yaitu dengan cara mengambil hama atau penyakit selanjutnya dikumpulkan atau dibakar.
Penyiangan dilakukan dua minggu sekali, yaitu dengan cara membuang rumput-rumput liar yang ada di dalam dan disekitar polibag.
Pupuk susulan diberikan setelah tanaman berumur satu bulan menggunakan pupuk NPK (16:16:16) dengan cara melarutkan sebanyak 10 gram dalam satu liter air. Larutan pupuk tersebut selanjutnya disiramkan pada tanaman cabai sebanyak 200 ml/polibag dengan interval pemberian 10 hari sekali.
Penanggulangan Organisme Penggangu Tanaman (OPT)
OPT penting yang menyerang tanaman cabai antara lain kutu kebul, trips, kutu daun, ulat grayak, ulat buah tomat, lalat buah, antraknos, penyakit layu, virus kuning, dsb. Virus kuning/Gamini Virus pada tanaman cabai merupkan penyakit tanaman cabai yang sulit diatasi. Virus ini ditularkan oleh kutu kebul yang menghisap daun cabai yang menularkan virus kuning tersebut.
Beberapa hari setelah itu daun dan pucuk cabai menguning, pertumbuhan menjadi kerdil hingga gagal produksi.
Pengendalian secara ramah lingkungan dengan cara mengekstrak beberapa jenis tumbuhan untuk merangsang gen resisten yang tahan/kebal terhadap serangan kutu kebul yang menularkan virus kuning merupakan salah satu langkah yang ekfektif. berikut ramuan yang direkomendaiskan untuk menhindari serangan virus kuning dan penyakit lainnya pada cabai.
Daun tanaman bunga kembang pukul 4 sore, atau jenis tanaman pagoda, atau daun bayam duri. Rendam daunnya sebanyak 250 gram kedalam 1 liter air panas selama 3 jam, lalu disaring dan ambil ekstraknya saja. Campurkan larutan ekstrak tersebut dengan perbanidngan 1:10:1 (1 liter ekstrak tanaman: 10 liter air).
Kemudian disemprotkan kepada tanaman cabai saat persemaian, 3 hari dan 15 hari setelah pindah tanam. Semprotkan agen hayati pada tanaman cabai di persemaian, 1 minggu setelah tanam. Perlakuan agen hayati ini untuk memberi daya tahan tanaman terhadap penyakit.
Panen dan pasca panen
Buah cabai dipanen setelah umur 70 - 120 HST, tergantung pada varietas cabai yang ditanam dan ketinggian tempat. Didataran rendah biasanya dipanen pada umur 70 hari setelah tanam (HST) dan didataran tinggi pada 120 HST. Buah cabai selain dikonsumsisegar juga dapat dikeringkan, terutama apabila sangat banyak. Cara pengeringan yang biasa dilakukan ialah buah cabai dijemur di bawah sinar matahari.
Sumber leaflet : BPTP Sulawesi Selatan. jl. Perintis Kemerdekaan Km 17,5 Makassar