Tungro

Di lapang, penyakit ini ditularkan oleh wereng hijau. Tanaman yang terinfeksi tumbuh kerdil dengan anakan sedikit (Gambar 59). Daun mengalami perubahan warna dari hijau menjadi sedikit kuning sampai kuning oranye dan kuning coklat, dimulai dari ujung daun, terutama pada daun muda (Gambar 60).

Tanaman yang terinfeksi biasanya hidup hingga fase pemasakan. Pembuangaan yang terlambat bisa menyebabkan tertundanya panen. Malai menjadi kecil, steril, dan tidak sempurna. Bercak coklat gelap menutupi bulir-bulir, sehingga bobot bulir lebih rendah daripada bulir tanaman sehat sehingga mengakibatkan hasil rendah.

Tanaman tua yang terinfeksi bisa tidak memperlihatkan gejala serangan sebelum panen, tetapi singgang yang tumbuh bisa memperlihatkan gejala serangan dan menjadi sumber inokulum.

Stadi pertumbuhan tanaman yang paling rentan adalah dari pembibitan sampai bunting. Kehilangan hasil dapat mencapai 68% ketika tanaman yang terinfeksi baru berumur 10-20 hari setelah sebar (hss); atau 30% apabila tanaman yang terinfeksi sudah berumur antara 40-50 hss; dan hanya 5% jika tanaman sudah berumur 70-80 hss.

Cara pengendalian

  1. Lihat cara pengendalian wereng hijau.
  2. Bila di pertanaman sudah terlihat gejala tungro, tanaman sakit dibuang.
  3. Varietas tahan tungro dengan tekstur nasi pulen yang telah dilepas adalah Tukad Petanu, Tukad Unda, Tukad Balian, Kalimas, dan Bondoyudo.
Tanaman yang terinfeksi tungro tumbuh kerdil
Tanaman yang terinfeksi tungro tumbuh kerdil
Daun mengalami perubahan warna menjadi kuning dimulai dari ujung daun-daun tua
Daun mengalami perubahan warna menjadi kuning dimulai dari ujung daun-daun tua