Udang dan bandeng salah satu komoditi perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Perkembangan produksi di Indonesia sejak tahun 1980 sampai dengan 1995 mengalami fluktuasi produksi yang cukup besar, dimana kondisi harga tidak begitu stabil. Kondisi harga yang relatif tidak stabil selama 10 tahun terakhir ini, hanya dapat ditanggulangi dengan mencari alternatif baru yang dapat menekan biaya produksi, antara lain dengan meningkatkan produktivitas lahan tambak melalui polikultur udang dan ikan bandeng.
Sistem polikultur dapat meningkatkan produksi per unit areal bila dipelihara dengan kombinasi penebaran yang optimal, (Samonte et al., 1991). Penelitian Kusnendar E dan Sudjiharno (1984) menunjukkan bahwa ikan bandeng capat dibudidayakan bersama udang windu ditambak karena ikan bandeng mudah beradaptasi dan teleransinya tinggi terhadap penyakit dan tidak bersifat kanibalisme.
Dengan melakukan budidaya dengan sistem polikultur, diharapkan akan dapat meningkatkan produksi tambak yang seiring dengan peningkatan pendapatan petani tambak.