Varietas Pamelo Unggul Nasional

Jeruk besar atau lebih dikenal dengan pamelo (bahasa inggrisnya Pummelo) merupakan jeruk asli Indonesia yang akhir-akhir ini banyak digemari masyarakat seiring dengan maraknya jeruk impor. Sentra produksi pamelo tersebar di beberapa daerah di Indonesia seperti Sumatera Utara, Bali, Sulawesi ataupun Jawa Timur dengan nama yang berbeda seperti Munter, Nagiri (Aceh), Unte Balon, Unte Godang, Unte Susu (Toba), Limau Gadang (Minangkabau), Jeruk Delima (Sunda), jeruk muntis, Jeruti (Bali) dan jeruk Nambangan (Magetan).

Sampai saat ini sentra produksi terbesar pamelo berada di Kabupaten Magetan, Jawa Timur dengan luas pertanaman kurang lebih 500 hektar dan diperkirakan akan mencapai 800 hektar karena minat petani yang cukup besar untuk menanam pamelo. Sebagian besar petani menanam di lahan pekarangan, namun akhir-akhir ini mulai berkembang di lahan bahkan sampai lahan sawah.

DiKabupaten Magetan, minimal ada 6 kultivar yang telah dikenal petani yaitu pamelo Nambangan, Sri Nyonya, Magetan (Bali Merah), Bali Putih, Duku dan Gulung. Dari jenis-jenis tersebut di atas, yang paling banyak dibudidayakan petani adalah pamelo Nambangan, Srinyonya dan Magetan bahkan telah dilepas oleh Menteri Pertanian sebagai vaarietas unggul nasional.

Umumnya konsumen di Indonesia menyebut semua varietas pamelo dengan nama jeruk Bali, sedangkan di Jawa Timur menyebut dengan jeruk Nambangan karena di daerah Nambangan sudah dikenal sejak dulu sebagai penghasil buah pamelo dan hampir 90% tanaman pamelo di Magetan adalah Nambangan.

Populasi pamelo Sri Nyonya hanya 5% dari total populasi yang ada di Kabupaten Magetan, namun akhir-akhir ini mengalami pengingkatan yang cukup signifikan seiring dengan meningkatnya minat konsumen. Asal-usul jenis ini tidak diketahui secara pasti, namun berdasarkan informasi beberapa orang tua, varietas ini sudah ada sejak dulu di daerah Kecamatan Tanaman, Kabupaten Magetan.

Pamelo Magetan sebelumnya dikenal dengan nama pamelo Bali Merah, petani tidak banyak menanam pohon ini kurang lebih 3% dan total populasi. Ciri khas yang menonjol pamelo ini adalah buahnya tidak berbiji atau hanya berbiji sedikit.

Pemelo Nambangan

Pamelo Nambangan
Pamelo Nambangan

Ciri-ciri :

  • Pohon : bentuk tajuk relatif bulat, percabangan banyak dan buah menyebar rata di seluruh tajuk.
  • Daun : relatif datar
  • Panen : 24-30 minggu setelah 50% bunga mekar.
  • Buah : berbentuk bundar, sedikit pipih, kurang simetris, dasar agak tegak, kulit buah tebal dengan permukaan kulit tidak berbulu, warna buah kuning kehijauan dengan daging buah berwarna merah muda-merah, rasa buah manis sedikit masam dan segar.
  • Daya simpan : kurang lebih 3 bulan
  • Toleran terhadap penyakit CVPD.
  • Peka terhadap penyakit blendok, hama penggerek buah dan lalat buah.
  • Produksi : 200-230 buah/pohon (umur 10 tahun)

Pamelo Sri Nyonya

Pamelo Sri Nyonya
Pamelo Sri Nyonya

Ciri-ciri

  • Pohon : bentuk tajuk meninggi, percabangan jarang tetapi relatif panjang dan buah menyebar di permukaan luar tajuk.
  • Daun : sedikit bergelombang.
  • Panen : 20-26 minggu setelah 50% bunga mekar.
  • Buah : berbentuk bundar, kulit tipis dengan permukaan kulit buah muda berbulu halus, warna buah hijau muda dan dengan daging buah merah muda-krem jernih, kandungan air banyak, rasa buah manis masam bermimbang dan segar.
  • Daya Simpan : antara 3-4 minggu.
  • Tahan terhadap penyakit CVPD.
  • Peka terhadap penyakit blendok, serangan hama penggerek buah dan lalat buah.
  • Produksi : 250-275 buah/pohon (umur 10 tahun).

Pamelo Magetan

Pamelo Magetan

Ciri-ciri

  • Pohon : bentuk tajuk relatif bulat, percabangan cukup banyak dan buah berada di bagian dalam tajuk.
  • Daun : bergelombang.
  • Panen : 20-26 minggu setelah 50% bunga mekar.
  • Buah : berbentuk bundar dengan bagian ujung agak lonjong, kulit buah agak tebal dengan permukaan kulit muda berbulu halus, warna buah hijau kekuningan dengan daging buah berwarna merah-merah tua, rasa buah manis tidak ada rasa masam dan segar.
  • Daya Simpan : antara 3-4 minggu.
  • Toleran terhadap penyakit CVPD.
  • Peka terhadap penyakit blendok, hama penggerek buah dan lalat buah.
  • Produksi : 230-250 buah/pohon (umur 10 tahun).

Disusun oleh : Ir. Arry Supriyanto, MS. Ir. Agus Sugiyatno. Setiono, SP

Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan BUah Subtropika (Balitjestro). Jl. Raya Tlekung 1, Batu (65301) Kotak Pos 22 Batu. Tlp (0341) 592683 - Fax. (0341) 593047.