Pembibitan Kopi Arabika

Oleh : Abigael R. Tondok dan Hariadi

Rendahnya produktivitas kopi di Indonesia disebabkan antara lain: (1) bahan tanaman yang digunakan petani bukan klon/varietas unggul dan (2) petani belum sepenuhnya menerapkan teknologi budidaya sesuai anjuran. Untuk menerapkan teknologi bididaya sesuai anjuran harus dimulai dari penggunaan Varietas unggul dan cara pembibitan yang sesuai dengan praktik budidaya kopi yang baik (good agricultural practices/GAP).

Perbanyakan bahan tanaman kopi dapat dilakukan secara konvensional dan non konvensional. Perbanyakan secara konvensional dapat dilakukan dengan cara generatif (biji) . Benih (Biji) kopi yang akan disemai harus diambil  dari  pohon yang berproduksi tinggi (produksi buah di atas 5 kg/pohon/tahun) dalam tiga musim (stabil).    Buah kopi berwarna   merah/kuning   (matang   fisiologis)   diambil   dari bagian  tengah  cabang  produksi  yang  berbuah  lebat  dengan cara dipetik satu per satu.

Buah kopi hasil panen  kemudian  disortir dengan cara direndam dalam bak air dan dipilih buah kopi yang tenggelam. Buah kopi terpilih kemudian dikupas kulit buahnya dengan menggunakan tangan atau diinjak dengan kaki. Pengupasan dapat juga menggunakan  mesin pengupas kulit buah (pulper). Buah kopi yang sudah dikupas (dikenal dengan nama kopi HS/gabah) kemudian difermentasi selama  12  jam  dan dicuci untuk menghilangkan lendirnya. Kopi gabah selanjutnya dikeringanginkan selama 2–3 hari di tempat yang teduh (kadar air sekitar 30%).

proses pembuatan benih kopi arabika
Gambar 1. Proses Pembuatan Benih

Langkah selanjutnya adalah melakukan sortir dengan cara memilih kopi gabah yang bernas serta memiliki garis tengah lurus. Benih (biji) yang digunakan harus memenuhi standar yang telah ditentukan. Adapun standar mutu benih (biji) kopi Arabika terdapat pada Tabel Berikut.

Tabel Standar mutu benih kopi Arabika dalam bentuk biji

No Kriteria Standar  
1 Varietas Unggul  
2 Asal biji Kebun  induk  yang  telah  ditetapkan oleh instansi berwenang  
3 Mutu genetis
- Kemurnian
100 %  
4 Mutu fisiologis
- Daya kecambah
- Kadar air

Minimum 80%
30-40%

 
5 Mutu fisik
- Kemurnian
- Kesehatan
98%
Bebas organisme penggangu tanaman (OPT)
 
6 Perlakuan Benih direndam dalam larutan fungisida 0,5– 1,0% selama 5-10 menit  

Kebutuhan benih kopi Arabika dalam bentuk biji bervariasi tergantung kepada jarak tanam yang digunakan dikalikan   dengan   faktor   koreksi   1,5   (berasal   dari   daya kecambah  benih,  kecambah  yang  dapat  ditanam  di pembibitan, dan benih yang dapat ditanam di kebun). Contohnya jika kopi Arabika ditanam dengan jarak tanam 2,5 m x 2,0 m maka kebutuhan benih per ha adalah 2.000 x 1,5 = 3.000 benih.

Lokasi bedengan persemaian

Bedengan persemaian biji kopi lokasinya harus memenuhi syarat sebagai berikut:

  1. Mudah diawasi (di pinggir jalan), dekat areal pembenihan dan penanaman (kebun).
  2. Lahan datar, berdrainase baik (tidak tergenang air) dan dekat sumber air.
  3. Lahan/tanah  untuk   persemaian   bebas   dari   nematoda parasit dan jamur akar kopi.

Pembuatan bedengan persemaian

Pembuatan bedengan  persemaian  dilakukan  dengan tahapan sebagai berikut :

  1. Bedengan dibuat pada arah utara-selatan dengan ukuran lebar 80-120 cm dan panjang disesuaikan menurut kebutuhan.
  2. Tanah dalam bedengan diolah menggunakan cangkul, sisa akar dan rumput dibersihkan (dibuang).
  3. Bedengan ditinggikan sekitar 20 cm dengan menggunakan tanah subur dan gembu Setelah itu pada bagian atasnya ditambah pasir halus setebal 5 cm.
  4. Agar tanah tidak longsor/turun pada bagian pinggir maka diberikan penahan dari bambu atau bata merah pada bedengan.
  5. Untuk mencegah nematoda parasit, bedengan difumigasi menggunakan Vapam dengan dosis 100 ml/10 liter air untuk setiap m2. Selanjutnya bedengan ditutup plastik selama 7 hari, kemudian plastik penutup dibuka dan bedengan dikeringanginkan minimal selama 7 hari.
  6. Agar benih terlindung sengatan sinar matahari langsung dan air hujan, pada bedengan diberikan atap/naungan berupa paranet, alang-alang, daun tebu, kelapa, dan lain- lain dengan intensitas cahaya matahari sekitar 25%. Tinggi atap sebelah barat 120 cm dan sebelah timur 180 cm. Selain dengan atap, pada bedengan juga dapat diberikan naungan alami berupa pohon lamtoro atau pohon lain yang dapat meneruskan cahaya diffus

Penyemaian biji kopi

Cara penyemaian biji kopi pada bedengan yang telah disiapkan dilakukan sebagai berikut:

  1. Sebelum  dilakukan   penyemaian   biji   kopi,   bedengan disiram air sampai jenuh (merata)  menggunakan gembor.
  2. Penyemaian dilakukan  dengan  cara  membenamkan  biji pada bedengan sedalam ± 0,5 cm, permukaan biji yang rata harus menghadap ke bawah. Jarak tanam yang digunakan dalam penyemaian tersebut adalah 3 cm x 5 cm.
  3. Setelah semua biji  tertata/dibenamkan di atas bedengan, pada bagian atas biji tersebut diberikan potongan jerami atau alang-alang, agar terlindung curahan air siraman.

 Pemeliharaan di persemaian

  1. Penyiraman pada  bedengan  yang  telah  berisi  biji  kopi dilakukan setiap hari (kecuali turun hujan) menggunakan gembor dan diusahakan jangan sampai ada genangan air, rumput/gulma yang tumbuh dibersihkan.
  2. Air  yang  digunakan   untuk   penyiraman   sebaiknya  air bersih, tidak tercemar pestisida atau bahan kimia lain.
  3. Pada umur sekitar 30 hari, biji mulai berkecambah dengankeping biji terangkat berdiri di atas permukaan tanah, saat itu  biji  telah  mencapai  fase  serda Setelah berumur sekitar 3 bulan, sepasang daun membuka (fase kepelan), benih  dapat  segera  dipindah  ke  bedengan  pembenihan atau polybag.
Penyemaian dan pemeliharaan benih (biji kopi)
Gambar. Penyemaian dan pemeliharaan benih (biji kopi)

Pembuatan Bedengan Perbenihan

Bedengan pembenihan merupakan tempat penanaman biji yang telah disemaikan (fase kepelan). Cara pembuatan bedengan tersebut hampir sama dengan bedengan penyemaian yang berbeda adalah media tumbuh yang digunakan.  Adapun syarat media pembenihan sebagai berikut:

  1. Lokasi bedengan dekat dengan kebun (lokasi penanaman).
  2. Media tumbuh  yang  digunakan  pada  bedengan  berupa campuran tanah lapisan atas, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 3 : 2 :
  3. Apabila bedengan  mempunyai  tanah  lapisan  atas  yang gembur, media tumbuh cukup berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 3 :
  4. Media tumbuh  dapat  juga  menggunakan  tanah  hutan lapisan atas (0-20 cm) tanpa campuran pasir dan pupuk kandang.
  5. Pilih benih  kopi  pada  fase  kepelan  yang  tumbuhnya normal dan sehat, akarnya dipotong 5,0–7,5 cm dari pangkal. Benih ditanam dalam bedengan dengan cara melubangi media tumbuh (ditugal) sedalam ± 10 cm, tanah dipadatkan  agar  akar  tidak  menggantung  (tanah berongga). Diusahakan agar akar tidak terlipat/bengkok. Jarak tanam yang digunakan adalah 20 cm x 25 c

Penanaman dalam polybag

Selain dalam bedengan pembenihan, penanaman benih kopi pada fase kepelan, dapat dilakukan dalam polybag. Adapun cara penanamannya sebagai berikut:

  1. Polybag yang digunakan berukuran lebar 15 cm, tinggi 25cm, tebal 0,08 mm, dan diberi lubang sebanyak 15 Ukuran polybag ini cukup untuk kopi Arabika tipe katai, sedangkan tipe/klon/varietas lain ukuran polybag perlu disesuaikan.
  2. Polybag  diisi   dengan   media   tumbuh   (jenisnya   sama dengan bedengan pembenihan) dan disiram air hingga basah menggunakan ge Selanjutnya, diatur/ditata di bedengan   dengan   jarak   antar   polybag   sekitar   7   cm sehingga jika lebar bedengan 120 cm dapat diisi dengan enam baris.
  3. Sebelum  benih   kopi   yang   terpilih   ditanam,   akarnya dipotong 5,0–7,5 cm dari pangkal dan polybag yang berisi media tumbuh ditugal sedalam ± 10 Setelah benih ditanam dalam, tanah dipadatkan (menggunakan tangan) agar akar tidak menggantung (tanah berongga) dan diusahakan agar akar tidak terlipat/bengkok.
Pemindahan benih kopi dalam polybag
Gambar Pemindahan benih kopi dalam polybag

Pemeliharaan benih

Agar benih kopi tumbuh dengan baik maka perlu dilakukan pemeliharaan yang intensif.  Kegiatan pemeliharaan yang harus dilakukan sebagai berikut:

  1. Agar benih dapat beradaptasi dengan  kondisi di lapang (kebun), secara bertahap intensitas cahaya matahari pada areal pembenihan dinaikkan dengan cara membuka naungan sedikit demi se
  2. Penyiraman  benih   dilakukan   sesuai   dengan   kondisilingkungan (terutama curah hujan).
  3. Media tumbuh  digemburkan  setiap  dua  bulan  sekali, rumput/gulma yang tumbuh dibersihkan/dibuang.
  4. Pupuk yang  diberikan  pada  benih  kopi  dapat  berupa padatan maupun larutan dan dosisnya disesuaikan dengan umur be Apabila berupa padatan, pada umur 1–3 bulan dosisnya adalah 1 g Urea/benih  + 2  g  SP36/benih + 2 g KCl/benih. Pada umur 3–8 bulan diberikan 2 g Urea/benih. Jika  berupa  larutan  Urea  diberikan  dengan  konsentrasi 0,2% sebanyak 50–100 ml/benih/2 minggu.
  5. Hama yang sering menyerang benih kopi adalah ulat kilan, belalang, dan bekicot, sedangkan penyakit yang sering dijumpai adalah rebah batang (Rhizoctonia solani). Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara manual maupun
  6. Benih kopi siap ditanam pada umur 10-12 bulan setelah penyemaian atau telah mempunyai 5 pasang daun dewasa.
Pemeliharaan benih kopi
Gambar Pemeliharaan benih kopi