Budidaya Ubi Jalar

budidaya ubijalar

PENDAHULUAN

Ubijalar (lpomoea batatas) merupakan tanaman sumber karbohidrat yang sangat sesuai untuk sebagai bahan pangan, pakan dan industri. Selain itu kandungan vitamin A dan C yang tinggi memberikan peluang bagi ubijalar dalam program diversifikasi pangan. Di Negara maju seperti Jepang, China, Korea dan Amerika penggunaan ubijalar telah berkembang untuk tujuan industri, begitu juga di Indonesia selain sebagai komoditi tanaman pangan penting dalam rangka mendukung ketahanan pangan masyarakat dan perkekonomian nasional juga sudah dimulai digunakan untuk bahan baku industri seperti gula cair, alkohol, sorbitol hingga pembuatan plastik yang mudah terurai (biodegradable plastic).

Ubujalar yang menjadi bahan makanan pokok masyarakat Indonesia khususnya di wilayah timur Indonesia terutama Papua dan Irian Jaya Barat. Keunggulan ubijalar untuk meghasilkan bahan pangan dalam waktu yang relatif singkat, telah mampu menyellamatkan masyarakat Indonesia dari kondisi sulit (krisis pangan) akibat kemarau panjang terutama pada tahun 1987, 1991 dan tahun 1994.

Diwilayah timur Indonesia seperti Papua dan Irian Jaya Barat produksi ubijalar masih rendah, hal ini disebabkan oleh kebiasaaan masyarakatnya dalam mengusahakan ubijalar masih secara tradisional sehingga perlui disosialisasikan teknologi budidaya ubijalar yang baik agar produksinya dapat meningkat.

BUDIDAYA UBIJALAR

Syarat tumbuh

  • Tinggi tempat : 0 - 1.500 m dpl
  • Suhu ideal : 21o - 27o C
  • Sinar matahari : 11 - 12 jam/harti
  • Kelembaban (RH) : 60 - 70 %
  • Curah hujan : 750 - 1.500 mm/th
  • Tanah : Gembur
  • PH : 5,5 - 7,5

Penyiapan Bibit

Tanaman ubijalar dapat diperbanyak secara vegetatif. Teknik perbanyakan tanaman ubijalar yang sering dilakukan petani adalah dengan stek batang atau pucuk. Bibit yang berupa stek harus memenuhi syarat sebagai berikut :

  • Bibit berasal dari varietas unggul
  • Tanaman telah berumur 2 bulan atau lebih
  • Pertumbuhan tanaman yang akan diambil steknya dalam keadaan sehat dan normal
  • Panjang stek antar 20 - 30 cm
  • Simpan ditempat teduh selama 1 -7 hari.

Jumlah bibit yang dibutuhkan untuk areal penananam 1 hektar tergantung pada jarak tanam. Untuk jarak tanam 75 c 30 maka kebutuhan bibitnya kurang lebih 32.000 stek.

Jarak tanam yang optimal tergantung pada kesuburan tanah dan varietas yang akan ditanam.

Varietas yang banyak diusahakan di wilayah timur Indonesia khususnya di Papua dan Irianjaya Barat adalah HELALEKE, UPUK dan MUSANEKEN. Varietas Unggul Nasional antara lain Papua Salosa, Papua Patipi, Cangkuang dan lain-lain.

Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan sebaiknya dilakukan pada saat tanah tidak terlalu basah atau tidak terlalu kering agar strukturnya tidak rusak, lengket atau keras. Penyiapan lahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

  • Tanah diolah terlebih dahulu sehingga gembur, kemudian dibiarkan selama 1 minggu, selanjutnya dibuat, guludan-guludan, atau
  • Tanah diolah langsung bersamaan dengan pembuatan guludan-guludan.
  • Lebar guludan bawah 60 cm, tinggi 30 - 40 cm dari lebar atas 40 cm.
  • Jarak antar guludan 80 - 100 cm.

Penanaman

Penanaman ubijalar di lahan kering (tegalan) biasanya dilakukan pada awal musim hujan (Oktober) atau akhir musim hujan (Maret) bila keadaan cuaca normal.

Di lahan sawah, waktu tanam yang paling tepat 10 - 15 cm (4-6 ruas). Jarak tanam disesuaikan dengan persediaan bibit per hektar.

Pemberian Mulsa

Pemberian Mulsa jerami pada tanaman ubijalar dapat meningkatkan hasil. Tujuan pemberian mulsa jerami, antara lain untuk menekan pertumbuhan gulma (rumpat liar), menjaga kelembaban dan  kesuburan tanah serta berpengaruh terhadap peningkatan hasil.

Pemeliharaan tanaman

Penyulaman

Apabila ada bibit yang mati atau tumbuh abnormal harus segera disulam yang dilakukan sesegera mungkin agar pertumbuhan tidak tertinggal oleh tanaman yang lain.

Pengairan

Meski tenaman ubijalar tahan terhadap kekeringan tetapi pada fase awal pertumbuhan memerlukan ketersediaan air tanah yang memadai. Pemberian air dapat dilakukan dengan di LEB selama 15-30 menit hingga tanah (guludan) cukup basah, kemudian airnya dialirkan ke saluran pembuangan. Pengairan berikutnya masih diperlukan secara rutin hingga tanaman berumur 1 -2 minggu sebelum panen pengairan dihentikan.

Penyiangan dan pembumbunan

Penyiangan dilakukan secara manual dengan menggunakan kored/cangkul pada umur 2,5 dan 8 MST (Minggu Setelah Tanam). Setiap satu bulan sekali dilakukan pembalikan tanaman untuk menghindari menjalarnya tanaman kesegala arah yang dapat menyebabkan ukuran menjadi kecil. Pembumbunan dapat dilakukan pada umur 2 -3 minggu setelah tanam.

Pemupukan

Pemupukan ubijalar diberikan 2 kali, yaitu pada saat tanam 1/3 dosis pupuk nitrogen, kalium ditambah seluruh dosisi fosfor kemudian saat tanaman berumur 45 hari setelah tanam dipupuk dengan 2/3 dosis sisa nitrogen dan kalium.

Pengajiran

Ada kebiasaan petani di Papua khususnya di Kabupaten Manokwari dan Jayawijaya dalam mengusahakan ubijalar menggunakan ajir. Pengajiran dilakukan pada minggu ke 3 setelah tanam.

Pengendalian Hama dan Penyakit

untuk perlindungan tanaman dari OPT dilakukan secara terpadu, sebagai berikut :

  • Secara kultur teknis, diantaranya mengatur waktu tanam yang tepat, rotasi tanaman, sanitasi kebun dan penggunaan varietas yang tahan hama dan penyakit.
  • Secara fisik dan mekanis, yaitu dengan memotong atau memangkas atau mencabut tanaman yang sakit atau terserah hama cukup berat, kumpulkan dan dimusnakan.
  • Secara kimiawi yaitu dengan menggunakan pestisida secara selektif dan bijaksana.

Panen

Penentuan waktu panen ubijalar didasarkan atas umur tanaman, jenis atau varietas ubijalar berumur pendek (genjah) yang dipanen pada umur 3 - 3,5 bulan, sedangkan varietas berumur panjang (dalam) dipanen pada umur 4,5 - 5 bulan.

Tanaman ubujalar dapat dipanen bila umbinya sudah tua (matang fisiologis), dengan ciri-ciri kandungan tepungnya sudah maksimum yang ditandai dengan kadar serat yang rendah dan bila direbus (dikukus) rasanya enak serta tidak berair.

Tata cara panen ubijalar melalui tahap-tahap berikut :

  • Tentukan pertanaman ubijalar yang telah siap.
  • Potong (pangkas) batang ubijalar dengan sabit atau parang, kemudian disingkirkan.
  • Galilah guludan dengan cangkul hingga terkuak umbi-umbi.
  • Ambil dan kumpulkan ke tempat pengumpulan.
  • Bersihkan umbi dari tanah atau kotoran dan akar yang masih menempel.
  • Lakukan seleksi dan sortasi berdasarkan ukuran dan warna kulit umbi serta pisahkan umbi sehat ddengan umbi yang terserang hama atau penyakit.
  • masukan kedalam wadah untuk diangkut.

Sumber leaflet : Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Tanaman Pangan . Humas TP