Program Serasi Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani

Pengembangan lahan rawa mutlak harus dilakukan mengingat kondisi lahan sawah pertanian cenderung terus menurun, selain itu makin maraknya alih fungsi lahan beririgasi teknis untuk peruntukan non pertanian, sehingga keterbatasan lahan produktif dalam mencapai program ketahanan pangan naisonal juga makin menurun, yang berdampak mengurangi hasil produksi panen pertanian.

Disisi lain, potensi rawa sangat besar, dimana pengembangannya tersebar dibeberapa pulau, yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Luas lahan rawa Indonesia diperkirakan mencapai 33.393.570 hektar yang terdiri dari 20.096.800 hektar (60,2%) lahan pasang surut dan 13.296.770 hektar (39,8%) lahan rawa non-pasang surut (lebak) yang dapat dioptimalkan menjadi lahan pertanian.

Kementerian Pertanian sedang mempersiapkan program untuk mencapai kethanan pangan dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Salah satunya adalah optimalisasi lahan rawa melalui program SERASI (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani). Keberhasilan pengembangan lahan rawa program SERASI ini menentukan ketersediaan pagan di masa mendatang.

Latar Belakang Program SERASI :

  1. Dasar pelaksanaan : Permentan Nomor 40.1/Permentan/RC.010/10/2018: Pedoman Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani berbasis pertanian Tahun 2019.
  2. Tujuan : Peningkatan produksi dan kesejahteraan petani, tetap memperhatikan fungsi  pelestarian lingkungan.
  3. Saran : Peningkatan Infeks Pertanian (IP) produktifitas pertanaman padi di lahan rawa pasang surut/lebak.

Program SERASI merupakan salah satu program prioritas kementan dalam pengembangan lahan rawa (pasang surut/lebak). Saat ini sedang dan akan dilaksanakan di Provinsi Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Teknologi pertanian yang diterapkan pada program SERASI di Sulawesi Selatan yakni teknologi Surjan dan teknologi pertanian di lahan rawa, yang disesuaikan spesifik lokasi di masing-masing daerah. Khusus pada tenaman padi dikembangkan teknologi RAISA (Rawa, Intensif, Super dan Aktual).

Balitbangtan sebagai penyedia teknologi akan menerapkan teknologi inovasi termasuk pengelolaan kelembagaan, perbenihan, manajemen air, pemupukan hayati dan organik.

Pengembangan pertanian lahan rawa pasang surut merupakan salah satu upaya dalam menjawab tantangan peningkatan produksi pertanian yang makin kompleks. Melalui pengelolaan yang tepat dengan penerapan inovasi teknologi yang sesuai, lahan rawa pasang surut memiliki  prospek yang baik untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian produktif.

Pengelolaan air pada lahan rawa jadi kunci optimalisasi lahan rawa, karena lahan rawa memiliki kandungan air yang lebih banyak dan asam, selain itu, juga terdapat lapisan pirit. Jika lapisan ini tersingkap dan teroksidasi akan mengahasilkan asam sulfat dengan pH 3-3,5 yang bisa menyebabkan tanaman mati.

Pengelolaan air yang baik dan benar menjadi solusi, karena dapat menaikkan pH mendekati pH netral air. Di saat yang sama kalau pengelolaan air dilakukan dengan baik dan benar, pirit akan tetap terendam sedikit. Artinya pirit menjadi reduktif atau tidak akan teroksidasi dan tidak akan menghasilkan asam sulfat.

Pemanfaatan lahan rawa pasang surut untuk mendukung program pengingkatan produksi pangan nasional. Teknologi handal yang telah didapatkan dan diterapkan di lahan pasang surut, serta varietas yang adaptif telah terbukti mampu memperbaiki kualitas dan meingkatkan produktifitas lahan pasang surut. Pemanfaatan lahan pasang surut dapat ditingkatkan melalui penerapan teknologi penataan lahan sistem surjan dan pemilihan komoditas yang adaptif, serta pengelolaan air dengan sistem satu arah pada tipe luapan air A dan B, serta sistem "tabat" (konservasi) pada tipe luapan air C. Untuk memperbaiki kondisi fisik-kimia tanah maka bahan ameliorasi dan pupuk juga merupakan salah satu faktof penting. Untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi resiko kegagalan panen, penganekaragaman komoditas perlu dilakukan.

raisa

 Keuntungan Teknologi Surjan Pada Pengelolaan Lahan Rawa :

  • Diversifikasi Produksi
  • Mengurangi Resiko Kegagalan Panen
  • Meningkatkan Intensitas Penggunaan Lahan
  • Meningkatkan Efisiensi Usaha Tani dan Pendapatan

Teknologi Pertanian Lahan Rawa

  • Pemilihan varietas toleran lahan rawa varietas Inpara (Inbrida padi rawa)
  • Penyiapan lahan sesuai kondisi tanaman dan lahan
  • Populasi tanaman disesuaikan dengan kebutuhan lahan
  • pengendalian hama penyakit dengan pestisida ramah lingkungan
  • Pengendalian Gulma dengan mekanis herbisida selektif
  • Pemupukan sesuai kebutuhan tanaman berdasarkan status hara tanah
  • Panen dan pasca panen

 

Leaflet 2020

Penulis : Farida Arief dan Rahmatiah

Informasi lebih lanjut hubungi : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan

d/a Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5 Makassar Sulawesi Selatan 90245 Telepon : 0411-556449 Fax : 0411-554522 e-mail : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. Website www.sulsel.litbang.pertanian.go.id