Perbanyakan Tanaman Manggis
PERBENIHAN MANGGIS
Pendahuluan
Manggis (Garcinia mangistana L,) merupakan salah satyu buah tropi yang cukup dikenal dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia dan dunia internasional serta mendapat julukan sebagai "Queen of Fruit" karena keistimewaan dan kelezatan serta tekstur daging buah yang dimiliki. Prospek pasar buah eksotik ini sangat cerah baik untuk pasar ekspor maupun pasar dalam negeri, sehingga perlu dikembangkan dalam skala komersial. Pada tahun 2000 volume ekspornya sudah mencapai 7.182 ton dengan nilai 5.885.038 US$ dan memberikan sumbangan sekitar 45% dari total nilai ekspor buah-buahan. Namun sangat disayangkan karena sampai saat ini buah manggis yang diperdagangkan tersebut sebagian besar atau seluruhnya berasal dari hutan manggis atau kebun campuran yang telah berumur tahunan (warisan nenek moyang) dan belum ada yang berasal dari perkebunan manggis.
Salah satu masalah serius dalam budidaya manggis hingga kini adalah sangat lambatnya laju tumbuh dan panjangnya masa remaja tanaman sehingga untuk mulai berbuah memerlukan waktu sekitar 10 - 15 tahun. Hal ini mungkin yang merupakan penyebab enggannya para petani atau pengusaha untuk mengembangkan manggis dalam skala luas. Penanaman modal/investasi yang pengembalian modalnya cukup lama seperti pada pengembangan manggis ini biasanya kurang diminati oleh para investor dan mereka lebih tertarik pada usaha agribisnis lainnya yang tingkat pengembalian modalnya lebih cepat.
Langkah awal dan faktor penting dalam menunjang pengembangan manggis ini adalah tersedianya benih manggis bermutu dalam jumlah cukup, waktu singkat dan harga terjangkau. Benih bermutu adalah tanaman muda yang sehat, seragam dan memiliki sifat-sifat istimewa seperti cepat berbuah, produksi tinggi dan kualitas buah baik.
Perbanyakan Tanaman Manggis
Kondisi perbenihan manggis yang ada saat ini masih memprihatinkan karena benih yang dihasilkan masih banyak yang berkualitas rendah dan belum berlabel. Hal ini disebabkan penangkar banyak yang menggunakan teknik produksi dan bahan tanaman (biji, batang bawah dan entres) yang seadanya tanpa seleksi, konsumen benih banyak yang belum peduli dengan label benih serta lemahnya pengawasan mutu benih manggis akibatĀ terbatasnya kemampuan petugas pengawas benih dan belum adanya standar baku mutu benih.
Perbanyakan dengan biji
Perbanyakan melalui biji merupakan cara yang paling umum dalam membenihkan tanaman manggis, karena mudah, murah dan lebh praktis dibandingkan dengan cara perbanyakan lainnya seperti penyusuan, sambung pucuk atau kultur jaringan. Selain itu, terbentuknya biji bukan karena penyerbukan dan pembuahan melainkan karena aktivitas jaringan nuselar sehingga biji yang dihasilkan bersifat vegetatif dan tanamannya secara genetis sama dengan induknya.
Biji manggis termasuk biji yang mudah dan cepat berkecambah dengan persentase perkecambahan cukup tinggi yaitu lebih dari 90% dan kecepatan berkecambah antara 2 - 3 minggu asalkan biji yang disemaikan tersebut sehat dan berbobot sekitar 1 gram atau lebih. Biji yang akan digunakan sebaiknya diambil dari buah yang masaknya lebih awal dari pohon induk yang genjah, produktif dan stabil. Ada dugaan bahwa biji yang seperti ini akan mewarisi sifat genjah sekaligus mencegah terpilihnya sifat lambat berbuah dari tanaman yang akan dihasilkan nantinya.
Kelemahan biji manggis sebagai benih antara lain adalah lambatnya laju tumbuh tanaman dan panjangnya masa remaja tanaman sehingga untuk mulai berbuah memerlukan waktu yang cukup lama, yaitu 10 - 15 tahun, bahkan ada yang mulai berbuah setelah berumur 20 - 22 tahun.
Kelemahan lainnya adalah tanamannya akan memiliki arsitektur yang tinggi sehingga menyulitkan upaya pemeliharaan atau pengelolaan tanaman serta pemanenan buah.
Perbanyakan dengan sambung pucuk
Teknik perbenihan manggis "secara vegetatif" yang disarankan sampai saat ini adalah sambung pucuk, karena pelaksanaannya lebih mudah dan lebih praktis, dibandingkan dengan penyusuan, dapat menghasilkan benih dalam jumlah cukup banyak dan lebih cepat berbuah dibandingkan dengan benih yang berasal dari biji. Benih manggis yang berasal dari sambung pucuk dan susuan sudah mulai berbuah pada umur 4 - 5 tahun setelah tanam.
Dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika menunjukkan bahwa penggunaan entris sepanjang satu ruas dengan model celah dan posisi sambungan pada bagian batang bawah yang telah berwarna kecoklatan memberikan hasil lebih baik dalam perbanyakan manggis secara sambung pucuk. Penyisaan helaian daun manggis dapat meningkatkan keberhasilan sambung pucuk tanaman manggis.
Keuntungan benih manggis sambungan antara lain lebih cepat berbuah yaitu sekitar 4 - 5 tahun, arsitektur tanamannya rendah sehingga mudah pemeliharaan dan panen serta populasi per satuan luas bisa lebih banyak karena dapat menggunakan jarak tanam rapat. Kelemahan antara lain adalah pertumbuhannya menjadi lebih lambat dan banyak yang arah pertumbuhannya penyamping sehingga bentuk tanaman tidak menarik. Tetapi bisa dihindari dengan menggunakan batang bawah dan entris yang terseleksi dan memenuhi syarat seperti telah mencapai kondisi siap sambung dengan entris tunas pucuk yang sedang dorman dengan posisi sentral bukan tunas pucuk samping. Produktivitas per pohon lebih rendah daripada tanaman dari biji, tetapi produktivitas per satuan luasnya dapat ditingkatkan dengan penanaman jarak tanam rapat.
Terobosan Teknologi Perbenihan Manggis
Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika sejak 5 tahun terakhir telah dan sedang mencoba untuk mencari terobosan teknologi yang mampu memacu pertumbuhan benih manggis secara signifikan melalui manipulasi CO2, dan perbaikan system perakaran. Hasilnya memperlihatkan bahwa benih manggis umur 2 bulan yang diberi CO2, tinggi dengan menempatkannya dalam sungkup plastik beralaskan jerami selama setahun dapat tumbuh hampir 2 kali lebnih cepat dibandingkan dengan kontrol. Penggunaan teknik ini sekaligus dapat memperepat penyediaan batang bawah manggis dari 2 tahun atau lebih menjadi hanya 14 bulan atau dapat mempercepat waktu hampir setahun.

Penggunaan teknik akar ganda (benih manggis dengan 2 sistem perakaran) walaupun pada awalnya memperlambat pertumbuhan tetapi kemudian justru dapat memacu pertumbuhan dan pembentukan cabang lateral serta mempercepat berproduksinya tanaman manggis. Penggunaan cendawan mikoriza arbuskular (CMA) asal padang dan Sijunjung dapat meningkatkan laju pertumbuhan benih manggis cukup signifikan, yaitu 50% lebih cepat dibandingkan dengan benih manggis yang tidak dinokyulasi mikoriza.

Disusun oleh : M. Jawal Anwarudin Syah.
alai Penelitian Tanaman Buah Tropika. Jl. Raya Solok - Aripan Km. 8 Solok. 27301. PO Box 5 Solok. Telp : (0755) 20137. Fax : (0755) 20592. e-mail : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. 2007