Wereng coklat (brown planthopper = BPH)
Nilaparvata lugens (stal)
Hemiptera : Delphacidae
Wereng (Gambar 8) sebelumnya termasuk hama sekunder dan menjadi hama penting akibat penyemprotan pestisida yang tidak tepat pada awal pertumbuhan tanaman, sehingga membunuh musuh alami. Pertanaman yang dipupuk nitrogen tinggi dengan jarak tanam rapat merupakan kondisi yang sangat disukai wereng.
Stadia tanaman yang rentan terhadap serangan wereng coklat adalah dari pembibitan sampai fase matang susu. Gejala kerusakan yang ditimbulkannya adalahtanaman menguning dan cepat sekali mengering. Umumnya gejala terlihat mengumpul pada satu lokasi - melingkar disebut hopperburn (Gambar 9).
Ambang ekonomi hama ini adalah 15 ekor per rumpun. Siklus hidupnya 21-33 hari. Mekanisme kerusakan adalah menghisap cairan tanaman pada sistem vaskular (pembuluh tanaman).
Cara pengendalian
- Pengendalian secara klultural dan penanaman varietas yang tahan wereng coklat sangat dianjurkan. Beberapa varietas yang dilepas oleh IRRI yang mengandung gen ketahanan terhadap wereng coklat adalah IR26, IR36, IR64 dan IR72.
Wereng coklat Gejala hopperburn serangan wereng coklat
Varietas tahan wereng coklat yang sudah dilepas antara lain : Widas, Ketonggo, Ciherang, Cisantana, Tukad Petanu, Tukad Balian, Tukad Unda, Kalimas, Singkil, Bondoyudo, Sintanur, Cimelati, Konawe, Batang Gadis, Ciujung, Conde dan Angke. Sewaktu-waktu varietas tahan dapat menjadi rentan akibat perubahan biotipe wereng coklat. - Pemberian pupuk K untuk mengurangi kerusakan.
- Insektisida (bila diperlukan) antara lain yang berbahan aktif :
- amitraz,
- buprofezin,
- beauveria bassiana 6.20 x 1010 cfu/ml,
- BPMC,
- filpronil,
- imidakloprid,
- karbofuran,
- karbosulfan,
- metolkarb,
- MIPC,
- propoksur, atau
- tiametoksam.