Tikus (rat)

Tikus merusak tanaman pada semua fase pertumbuhan,dan dapat menyebabkan kerusakan besar jika serangan terjadi setelah pembentukan primordia, sewaktu tikus memakan titik tumbuh, atau memotong pangkal batang untuk memakan butir gabah (Gambar 14). Tanda-tanda pangkal batang yang dimakan tikus berbeda dengan kerusakan akibat penggerek padi.

Jika kerusakan terjadi lebih awal, tanaman dapat membentuk anakan baru (Gambar 15), sehingga menjelang panen kelihatan mempunyai malai muda di tengah malai masak di tepinya.

Tikus menyerang tanaman pada malam hari dan pada siang hari tikus bersembunyi di lubang semak atau gulma. Selama masa bera, tikusberada di lubang tanggul irigasi dan kebun-kebun. Pada saat tanaman padi baru fase anakan, 75% waktunya berada di lubang sepanjang tepi-tepi sungai dan jalan dan sesudah tanaman memasuki fase anakan maksimum, 65% waktunya berada di pertanaman padi.

Cara pengendalian

Keberhasilan pengendalian tikus ditentukan oleh aktivitas kelompok tani. Oleh karena itu organisasi pengendalian OPT yang ada perlu diaktifkan, sehingga pelaksanaan pengendalian lebih terkoordinasi dalam skala luas, mulai dari pratanam/pengelolaan tanah sampai menjelang panen. Urutan penggunaan teknologi pengendalian tikus sejalan dengan budi daya tanaman atau stadia tanaman padi adalah sebagai berikut :

Tikus yang terperangkap dalam bubu perangkap (SPB)
Tikus yang terperangkap dalam bubu perangkap (SPB)
Pertumbuhan tanaman padi yang tidak merata, terutama dibagian tengah petakan, akibat serangan tikus pada stadia awal
Pertumbuhan tanaman padi yang tidak merata, terutama dibagian tengah petakan, akibat serangan tikus pada stadia awal
  1. Pra-tanam/pengolahan tanah :
    • Pemantauan dini populasi tikus di sekitar tanggul irigasi, pematangan, jalan desa, dan batas kampung. Bila ditemukan gejala/tanda adanya tikus segera laporkan kepada kelompok.
    • Lakukan sanitasi dan buru tikus di tempat ditemukannya gejala tersebut.
    • Perburuan dibantu anjing, jala perangkap, dan emposan belerang
  2. Persemaian :
    • Perburuan tikus (gropyok massal), di berbagai habitat tikus dengan cara menggali lubang, memompa lubang dengan lumpur atau air, emposan belerang, jala perangkap, dan dibantu anjing.
    • Pemagaran persemaian dengan lembaran plastik dilengkapi bubu perangkap tikus (terutama di daerah endemis)
  3. Fase vegetatif :
    • Perlindungan tanaman menggunakan sistem perangkap bubu (SPB = TBS = Trap Barrier System) (Gambar 16). Tanaman perangkap berupa tanaman padi yang ditanam tiga minggu lebih awal dari tanaman petani umumnya (baru persemaian). Petak tanaman perangkap berukuran 10 x 10 m atau 25 m x 25 m, dekat habitat tikus, dipagar plastik sekelilingnya setinggi 60 cm, ditopang ajir bambu (Gambar 17). Tiap sisi dilengkapi satu bubu perangkap ukuran 25 x 25 x 60 cm. Perangkap bubu terbuat dari ram kawat atau blek bekas minyak. Di sekeliling tanaman perangkap dibuat parit air (40 cm) agar tikus tidak membuat atau menggali lubang di bawah tanah pagar. Pemeriksaan bubu dilakukan setiap hari untuk mengeluarkan tikus dan hewan lain yang terperangkap tidak mati di bubu. Satu unit SPB mampu mengamankan tanaman seluas 5-40 ha dari serangan tikus.
    • Perlindungan tanaman menggunakan bentangan pagar perangkap bubu linier (LTBS) tanpa tanaman perangkap, terdiri dari bentangan pagar plastik 100 m, tinggi 60 cm, ditopang ajir bambu. Setiap jarak bentangan 20 m dilengkapi bubu perangkap. LTBS dipasang di perbatasan tanaman dengan habitat sebagai sarang tikus. LTBS mudah dipasang-bongkar sesuai keperluan. Penangkapan tikus selama 3-5 hari atau tidak ada tikus terperangkap.
    • LTBS efektif untuk penangkapan tikus migrasi.
    • Pemasangan umpan rodentisida antikoagulan dan pengemposan belerang
  4. Fase primordia, berbunga, pematangan bulir menjelang panen :
    • Pengemposan lubang aktif dengan belerang.
    • Pemasangan LTBS dengan arah muka perangkap bubu berselang-seling agar tikus terperangkap dari dua arah terutama di lokasi terserang berat.

Pengumpanan dengan rotentisida juga dapat dilakukan dengan bahan aktif brodifakum, kumatetralil, seng fosfida, bromadiolon, atau flokumafen.

Pagar plastik setinggi 60 cm dari permukaan tanah, dan bagian bawahnya 10 cm dimasukkan ke dalam tanah
Pagar plastik setinggi 60 cm dari permukaan tanah, dan bagian bawahnya 10 cm dimasukkan ke dalam tanah