Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu

Teknologi padi : Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) Padi Sawah merupakan upaya untuk meningkatkan hasil dan pendapatan petani melalui penerapan teknologi yang sesuai dengan kondisi petani dan lingkungan setempat

Penerapan PTT berpedoman kepada :

  1. Pemahaman masalah yang dihadapai petani, baik yang bersifat teknis maupun sosial-ekonomi.
  2. Identifikasi peluang pengembangan usahatani dan pilihan teknologi yang sesuai kondisi setempat.
  3. Pengelolaan secara terpadu antara tanaman dan sumber daya tanah dan air yang dikaitkan dengan iklim dan ketersediaan sarana produksi setempat.
  4. Pemilaan komponen teknologi ke dalam dasar dan pilihan

Komponen Teknologi Dasar

Teknologi padi yang sangat dianjurkan dan berlaku hampir disemua lokasi, mencakup :

  1. Varietas unggul baru : pilihan varietas disesuaikan dengan lokasi setempat (misal, kalau endemic penyakit tungro); dapat berupa padi hibrida seperti Ciherang, Mekongga, Cigelius, dan Inpari 1, atau padi hibrida seperti Hipa 3, Hipa 5 Ceva, Intani, Bernas Prima, Hibrindo, dan Sembada.
  2. Benih bermutu dan berlabel : benih yang memiliki kemurnian dan daya tumbuh tinggi. Penggunaan benih bermutu akan menyebabkan tanaman tumbuh seragam dan rata sehingga memudahkan pengelolaan dan memberi hasil tinggi.
  3. Bahan organik : jerami dikembalikan ke sawah, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk kompos dan atau pupuk kandang.
  4. Pengaturan populasi tanaman : antara lain melalui jajar legowo. Sampai batas tertentu, makin tinggi populasi tanaman makin tinggi hasil panen.
  5. Pemupukan berdasar kebutuhan tanaman : pupuk an-organik diberikan dalam waktu, takaran, dan cara aplikasi yang tepat sesuai dengan varietas padi yang ditanam, status hara tanah dan musim tanam (lihat info pada modul pemupukan padi sawah spesifik lokasi dan permentan No. 40/2007).
  6. Pengendalian OPT (organism Pengganggu Tanaman) berdasar PHT (pengendalian hama secara terpadu) : (1) monitoring jenis, tingkat populasi hama, dan tingkat kerusakan oleh hama, dan (2) Pilihan taktik dan teknik pengendalian (sanitasi, varietas tahan, pola tanam atau rotasi varietas, pengendalian hayati dan pestisida nabati, serta pestisida kimiawi sebagai pilihan terakhir bila diperlukan)

Komponen Teknologi Pilihan

Teknologi anjuran berikut dapat dipilih untuk diterapkan sesuai kondisi setempat :

  1. Pengolahan tanah sempurna atau olah tanah minimal sesuai dengan musim dan pola tanam. Olah tanam minimal diperlukan untuk mengejar waktu tanam dan menghindarkan tanaman dari kekeringan.
  2. Bibit muda (umur kurang lebih 21 hari ) : lebih tahan stress akibat pencabutan atau pengangkutan.
  3. Tanam 1-3 bibit per rumpun : selain lebih hemat, persaingan antar bibit dapat dikurangkan.
  4. Pengairan secara efektif dan efisien : dapat berupa pengairan berselang atau basah kering. Alat tabung paralan berlubang digunakan untuk menentukan apakah tanaman padi sudah perlu diari.
    Alat Pengukur Kadar Air (Alternate wettened dryed)
    Alat Pengukur Kadar Air (Alternate wettened dryed)
  5. Penyiangan dengan landak/gasrok : hemat tenaga kerja dan ramah lingkungan.
  6. Panen tepat waktu dan perontokan gabah sesegera mungkin : panen waktu 90-95% gabah telah bernas dan berwarna kuning; gunakan alat perontok (thresher).